Laporan Praktikum Asam Nukleat



LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
ASAM NUKLEAT
Untuk memenuhi salah satu tugas mandiri praktikum mata kuliah Biokimia :
                        Dosen Pengampu : Asrianty Mas’ud, S. Si, M. Pd
Asisten praktikum : Rizky Maulani


 



Disusun oleh : 
Euis Helawati (1152060028)
 Kelompok 5
Semester V/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017



Asam Nukleat
Euis Helawati
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati
Bandung
2017
Jl. A. H. Nasution No. 105 Bandung
I. Pendahuluan
A. Landasan Teori
Asam nukleat merupakan polimer dari monomer-monomer yang disebut nukleotida. Masing-masing nukleotida itu sendiri terdiri atas tiga bagian : suatu molekul organik yang disebut basa nitrogen, suatau pentosa (gula berkarbon lima), dan gugus fosfat. Terdapat dua keluarga basa nitrogen ; pirimidin dan purin. Pirimidin memiliki cincin enam-anggota yang terdiri dari atom karbon dan atom nitrogen. (Atom nitrogen itu cenderung mengambil H+ dari larutan, yang menjelaskan istilah basa nitrogen0. Anggota-keluarga pirimidin adalah sitosin (C), timin (T), dan urasil (U). Purin lebih besar, dengan cincin  enam-anggota yang menyatu dengan suatu cincin lima-anggota.  Yang termasuk purin adalah adenin (A) dan guanin (G). Pirimidin dan purin yang spesifik berbeda dalam hal gugus fungsional yang terikat ke cincinnya. Adenin, guanin, dan sitosin ditemukan pada kedua jenis asam nukleat. Timin hanya ditemukan dalam DNA dan urasil ditemukan pada RNA (Campbell, 2002 : 83).  
Komponen utama penyusun nukleotida terdiri atas gula. Basa, dan fosfor. Nukleotida berbeda satu terhadap yang lain bergantung pada jenis gula dan basa nitrogen yang dikandungnya. Ada dua macam gula yaitu ribose dan deoksiribosa. Kelompok basa terbagi menjadi purin dan pirimidin. Basa pun terdiri atas Adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan Pirimidin terdiri atas Sitosin (S), Timin (T), dan Urasil (U). (Sudjadi dan Siti, 2007 : 29).
Asam nukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas banyak molekul nukleotida. Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau asama deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat. Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan-jaringan tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nukleoprotein tersebut terlebih dahulu menggunakan larutan garam 1 M. setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga larutan menjadi jenuh. Setelah terpisah dari protein yang mengikatnya, asam nukleat dapat diendapkan dengan penambahan alkohol perlahan-lahan. Di samping itu penambahan NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein (Poedjiadi, 1994 : 133).
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itumengandung pentosa, makabila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat. (Wirahadikusumah, 1981 : 130).
Proses memindahkan asam nukleat ke dalam sel eukariot dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu secara biologi, kimiawi dan fisik. Metode biologi menggunakan virus disebut transfek viral/transduksi, sedangkan metode memindahkan asam nukleat secara kimiawi dan fisik tanpa bantuan virus disebut sebagai transfeksi non viral. Gen merupakan unit fungsional herediter dengan sekuen basa spesifik yang berperan untuk membuat protein. Apabila gen mengalami kerusakan maka protein yang dikode tidak berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan penyakit genetik. Terapi gen (menggunakan gen sebagai obat) pada dasarnya memperbaiki kerusakan gen tersebut melalui: insersi/memasukkan gen yang normal di lokasi gen dalam genom yang nonspesifik untuk mengganti gen yang nonfungsional, menukar gen abnormal dengan gen rekombinan homolog yang normal, memperbaiki gen abnormal melalui mutasi reverse selektif mengubah regulasi pengaktifan dari gen tertentu (Hardiany, 2016 : 205).

B. Tujuan Praktikum
  Mengetahui penampakan asam nukleat dari bagian tanaman

II. Metodologi Kerja
1. Waktu/tempat : Senin, 1 November 2017 pukul : 10.00 WIB/ Laboratorium Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2. Alat yang digunakan meliputi ; Beaker glass ukuran 200 ml dan 500 ml, mortar dan pestle, saringan, pembakar spirtus, segitiga penyangga, tatakan kawat, Thermometer, tabung reaksi, korek api dan rak tabung reaksi. Adapun bahanyang digunakan yaitu, brokoli, pepaya, melon, tomat, kiwi, nanas, pisang, bawang bombay, alkohol 98 %, dan aquadest 90 ml.
3. Langkah Kerja
              Pertama, Timbang masing-masing buah sebanyak 20 gram kemudian tumbuk hingga halus setelah itu disaring menggunakan saringan kedalam beaker glass ukuran 500 ml. Timbanglah NaCl sebanyak 3 gram dan detergen sebanyak 10 gram untuk bubuk, atau detergen cair sebanyak 10 ml. larutkan NaCl dan detergen tersebut dengan aquadest sampai 100 ml setelah itu tuangkan ekstrak buah ke 100 ml larutan NaCl dan detergen, kemudian panaskan sampai suhu mencapai 60C dan didinginkan kira-kira 37C (suhu ruangan). Siapkan alkoho 9 ml yan sebelumnya telah didinginkan pada suhu < 20C. Masukkan larutan uji ( ekstrak buah + detergen + NaCl ) ± 6 ml, ke tabung reaksi yang berisi alkohol. Amatilah hasil percobaan tersebut.









III. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamtan Asam Nukleat dari Beberapa Bahan Uji
No.
Bahan Uji
Pengamatan Benang Kromatin
Gambar
Warna
Jumlah
Bentuk
Indeks
1.
Tomat + detergen bubuk
Merah orange
Sangat Banyak
Berserabut halus dan sedikit menggumpal
+++
2.
Nanas + detergen cair
putih
Sedikit
Menggumpal
+
3.
Melon + detergen cair
putih
Sedikit
Serabut
+
4.
Kiwi + detergen bubuk
Hijau
Banyak
Menggumpal
++
5.
Bawang bombay + detergen cair
putih
Sedikit
Serabut
+
6.
Pepaya + detergen bubuk
Kuning
Banyak
Serabut
++
7.
Pisang + detergen bubuk
Coklat
Banyak
Serabut
++
8.
Brokoli + detergen cair
Hijau muda
sedikit
serabut
+
Ket : +++ = Kromatin sangat banyak
++   = Kromatin banyak
+     = Kromatin sedikit




IV. Pembahasan
            Dari hasil isolasi DNA yang dilakukan, diketahui bahwa jenis detergen berpengaruh terhadap hasil isolasi DNA dan jenis detergen tertentu memberikan pengaruh paling baik terhadap jenis buah tertentu. Dari data dapat diketahui bahwa detergen bubuk memberikan pengaruh paling baik pada buah tomat, kiwi, melon, nanas, bawang bombay dengan kadar air yang terkandung lebih tinggi dari bahan lainnya, sedangkan detergen cair meberikan pengaruh paling baik pada buah dengan kadar air sedang (brokolipisang) dan buahdengan kadar air rendah (pepaya). Perbedaan detergen mempengaruhi tingkat pemunculan DNA dalam isolasi DNA ini disebabkan karena kandungan detergen tersebut berbeda, misalnya lauryl sulfat yang dapat berfungsi sama dengna dedosil sulfat dan disodium EDTA, serta kandungan zasat pewarna dan zat aktif pemutih biasanya ada dalam detergen.
Penggunaan mortar sebagai media untuk menghaluskan brokoli dan bahan-bahan uji lainnya bertujuan agar membran dan dinding sel dari bahan uji tersebut dapat hancur sehingga lebih mudah pada saat ingin mengeluarkan asam nukletnya.Larutan detergen dan garam meja digunakan dengan tujuan untuk memisahkan supernatan yang mengandung DNA, RNA dan protein dari debris sel.
Dari praktikum yang telah dilakukan ternyata brokoli dan bahan lainnya pada umumnya yang telah direndam dengan larutan detergen + garam meja mengalami pemisahan menjadi 2 fase.Terdapat bagian atas dimana asam nukleat terlihat mengambang pada bagian permukaan larutan dan terdapat pula endapan dari bahan – bahan lain yang terdapat didalam bahan uji tersebut pada bagian bawah larutan.
Teknik yang digunakan dalam praktikum ini adalah fraksinasi sel atau fraksinasi subselular ialah teknik untuk memisahkan bagian-bagian sel. Secara umum, teknik ini melibatkan homogenisasi,yaiytu pemecahan sel secara halus dan sentrifugasi, yaitu pemisahan komponen – komponen sel oleh gaya sentrifugal dalam alat sentrifuge. Pemutaran homogenat didalam sentrifuge akan memisahkan bagian – bagian sel ke dalam dua fraksi,yaitu pelet,yang terdiri atas struktur – struktur lebih besar yang terkumpul dibagian bawah tabung sentrifuge dan supernatan yang terdiri atas bagian – bagian sel yang lebih kecil yang tersuspensi dalam cairan diatas pelet tersebut.Supernatan dapat disentrifugasi kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pelet yang lebih ringan atau kecil daripada pelet pertama. Dengan setrifugasi diferensial,supernatan disentrifugasi dengan kecepatan yang makin tinggi sehingga didapatkan komponen yang makin kecil dalam pelet yang berurutan.Pelet tersebuit dapat diresuspensikan dan dimurnikan lebih lanjut dengan sentrifugase densitas gradien.
Ethanol ditambahkan dengan tujuan untuk pengikatan strand DNA yang telah terkumpul kerena pemekatan oleh garam, karena kerapatan alkohol lebih kecil dibandingkan kerapatan air maka alkohol akan berada di bagian atas larutan pada tabung reaksi. Strand-strand DNA yang terikat oleh alkohol akan nampak sebagi benang-benang putih yang terapung di atas filtrat. Menurut Anonim ( dalam jamilah, 2005 : 11) bahwa penambahan deterjen (SDS) berfungsi untuk melisiskan barier (penghalang) sel secara kimia sebagai pengganti senyawa kimia. NaCl ditambahkan untuk menghilangkan protein dan karbohidrat karena garam dapat mnyebabkan keduanya terpresipitasi, dan bersama-sama dengan detergen, keduanya berfungsi seperti halnya lysing buffer.

V. Kesimpulan
            Jenis detergen berpengaruh terhadap isolasi DNA pada buah, tingkat kualitas detergen dalam rangka membentuk DNA adalah bervariasi tergantung dari jenis buah dan kadar air yang terkandung dalam buah mempengaruhi hasil isolasi DNA yang terbentuk, semakin tinggi kadar air yang terkandung dalam buah maka semakin rendah DNA yang akan terpresipitasi.

VI. Daftar Pustaka
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchel, L.G. 1999. Biologi jilid 1 Edisi Kelima. Terjemahan oleh Lestari Rahayu. 2002. Jakarta : Erlangga.
Hardiany, Novi Silvia. 2016. Metode Transfer Asam Nukleat sebagai Dasar Terapi Gen. Biokimia dan Biologi Molekuler. Vol. 4, No. 3.
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI press
Sudjadi, B dan Siti, L. 2007. Biologi 3. Jakarta : Yudhistira
Wirahadikusumah, M. 1981. Biokimia : Proteina, Enzima & Asam Nukleat. Bandung : ITB


Komentar